Rabu, 27 April 2011

CINTAKU APA ADA NYA

Aku tak pernah membenci ketika matahari bergeser menjauhiku,,indahnya tak bisa dipungkiri. Senja telah berkali mengantarkan keindahan pada bumi. Seandainya saja aku dapat temani senjamu,,hmm..aku terlalu berharap. Setidaknya,,biarkan aku berhayal. Saga yang memerah,,menghantarkan mentari keperaduan,,tuk menyambut rembulan yang kan menari bersama gemerlap bintang. Dan segerombolan pipit terbang ke sarang menemui belahan jiwa,,tak pernah ingkari janjinya tuk kembali. Hanya semilir angin yang setia disini,,menyapa lembut kulitku,,namun tak mampu berbisik kini. Hanya bermain bersama ilalang liar dan sesekali menatap iba padaku. Serasa ingin menyampaikan pesan darinya.

Betapa aku berharap,,semilir angin tak begitu kencang. Mungkin begitu rapuh diriku,,sehingga terpaan saja aku tak kuat. Tapi aku ingin sekali disetiap hembusannya,,mengantarkan salam rinduku untuknya. Meski mungkin hanya senyum yang kan kau berikan kembali tuk disampaikan,,hanya senyum. Dan itu cukup membuatku terbang melayang,,serasa tersanjung. Memandangmu dari kejauhan,,melihatmu bahagia dengan orang-orang yang kau sayangi dan selalu mengagungkanmu. Aku pun akan turut bahagia,,meski kau tak menyadari akan sepasang mata yang redup ini.

Dimana kau kini?? Aku takut kau hilang dari pandanganku,,dan terluka tanpa kutau. Selalu aku berdo'a untuk selamat dan bahagiamu. Tetapi apakah kamu mendo'akan si lemah ini?? Hanya dengan membayangkanmu dalam do'a,,aku telah terisak. Mungkin karena kau tak mengindahkan keberadaanku dan menyesakkan dadaku,,acapkali kau melitas dihadapanku. Hhhh,,apa aku tak pantas untukmu?? Hanya gemericik air dari luar sana,,yang menetes dari langit,,yang sesekali menjawab gelisah ini.

Pernah terlintas dibenak wanita dungu ini,,mengapa aku begitu mencintaimu. Padahal aku hanyalah selembar daun kering yang berharap embun yang memberi kesejukan. Padahal aku hanyalah mawar merah yang pesakitan. Padahal aku hanyalah ilalang liar yang merindukan kupu-kupu tuk menyapanya. Teramat tak mungkin memang..tapi aku tak perduli,,karena inilah rasaku,,rasa yang tak dapat aku bohongi. Tidak pada hatiku,,tidak pada pandanganku. Meski pernah setengah mati aku membunuh rasa ini,,tapi tak bisa. Tak mengapa jika kau hanya sekedar memberi sejuk,,tak mengapa jika kau hanya memberi penawar sejenak sakitku,,tak mengapa meski kau hadir sekedar menyapa,,tak mengapa,,sungguh.. 

Semua tentangmu begitu berharga untukku.  Setiap detil yang kau miliki,,aku ingin mengetahuinya. Apapun itu,,meski tentang tahi lalat yang ada diujung dagumu. Aneh memang,,tapi tak begitu denganku. Aku hanya ingin menghargai keberadaanmu disetiap detakku. Aku tak pernah sanggup menatap telaga teduh yang menggetarkan milikmu,,dan menahan segala rasa yang kumiliki. Namun ketulusan yang ku punya,,selalu kusodorkan,,untuk kau tengok sejenak. Dan bila mungkin,,kau memiliki perasaan yang sama. Hanya saja,,aku tak begitu memahami cintaku. Terkadang aku merasa bodoh,,karena tak punya banyak keberanian tuk mengungkapkan hasratku,,hanya bercerita pada kesunyian pun,,aku malu. Hatiku tersipu,,padahal cecak mencibir atas rasa ini. Ah,,sampai kapan kau memahaminya.....

Andai saja dalam terakhir hidupku kau mengetahui isi hatiku,,aku tak kan penasaran. Jiwaku akan puas. Namun tak jarang,,kesabaran yang ku punya,,merongrongku untuk menemui malammu. Dan bergegas pula jiwa kerdil mengolap cinta diberandamu. Tak ada alasan kini,,meski mungkin kau akan mementahkan keberadaanku,,tak ku perdulikan lagi. Sebab tinggal selangkah lagi,,kehidupan akan menghentikan ceritaku. Dan dalam apa ada nya diriku,,aku begitu mencintaimu,,meski kau adalah bintang yang bertabur cahaya. Jauh dikedalaman hatiku,,aku mengagumimu. Engkau adalah karya Tuhan yang begitu sempurna. Akan aku abadikan namamu,,meski engkau takkan lagi dapat menatapku di ujung senjamu. Tolong sampaikan pada mentari dibarat yang kan tenggelam,,AKU MENCINTAIMU,,dan aku akan ikhlas dalam tidur panjangku.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar